Apa itu keanekaragaman hayati ? Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat ekosistem bioma spesies atau bahkan seluruh planet. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Di Indonesia terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang merupakan bagian dari keanekaragaman hayati. Coba perhatikan sekitar rumah atau lingkungan anda. Di lingkungan sekitar kita banyak sekali jenis-jenis tumbuhan dan hewan. Jika kita perhatikan dengan saksama, ternyata setiap jenis makhluk hidup yang ada di sekitar kita mempunyai ciri tersendiri, meliputi variasi ukuran, bentuk, jumlah, dan warna yang berbeda-beda sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut keanekaragaman hayati. Di dalam keanekaragaman hayati tersebut, makhluk hidup sejenis akan memiliki ciri-ciri yang sama, sedangkan makhluk hidup antarjenis yang berbeda memiliki ciri yang beraneka ragam pula.
Misalnya saja teratai dengan kaktus, mereka memiliki ciri khas mereka sendiri, teratai hidup di air, daunnya lebar dan tipis. Sedangkan kaktus berbanding terbalik kaktus hidup di padang pasir yang gersang daunnya pun besar dan tebal. Pasti di sekitar rumah atau lingkungan anda terdapat beberapa jenis tumbuhan. Setiap jenis tumbuhan memiliki ciri ciri tertentu yang membedakannya dengan yang lain.
Sejarah Keanekaragaman Hayati
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar perhan terjadi dan peristiwa kecil telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman hayati. Para Eon Fanerozoikum dalam 540 juta tahun terakhir ditandai pertumbuhan yang cepat dalam keanekaragaman hayati melalui ledakan Kambrium sebuah periode di mana mayoritas filum multiseluler pertama muncul. Sekitar 400 juta tahun ke depan termasuk diulang, kerugian besar keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan massal. Dalam Karbon, kolaps hutan hujan menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;. Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun.
Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang lain karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus. Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman genetik. Dinamakan kepunahan Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama oleh dampak manusia, terutama kerusakan habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara, baik secara positif maupun negatif. PBB pernah ditunjuk 2011-2020 sebagai Dekade PBB tentang Keanekaragaman Hayati.
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan paling tinggi di dunia, bahkan jauh lebih tinggi daripada di Amerika dan di Afrika yang sama-sama beriklim tropis, apalagi jika dibandingkan dengan negara yang beriklim sedang dan dingin. Persebaran keanekaragaman makhluk hidup di Indonesia terletak di antara zona Oriental, zona Australasia, serta zona Peralihan sehingga memiliki keunikan tersendiri.
A. Zona Oriental (Wilayah Barat Indonesia)
Zona oriental meliputi wilayah barat Indonesia, yaitu Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali yang terdapat hutan hujan tropik. Ciri ciri :
1. Mamalia berukuran besar
contoh : Gajah sumatra, Banteng, Harimau jawa, Harimau sumatra, Tapir sumatra, Badak sumatra, Beruang madu, Badak bercula satu.
2. Memiliki banyak jenis hewan primata (kera)
contoh : Orang utan sumatra, orang utan kalimantan, kera, monyet, tarsius, dan kukang
3. Warna bulu kurang menarik tapi kicauannya bagus
contoh : Burung rangkok, jalak bali, murai, dan elang putih.
B. Zona Australiasia (Wilayah Timur Indonesia)
Zona Australasia meliputi wilayah timur Indonesia, yaitu Maluku dan Papua. Pada zona ini terdapat hutan dengan pohon pohon yang rendah dan berada di daerah datar seperti matoa dan Ficus (famili beringin). Ciri ciri :
1. Mamalia berukuran kecil
contoh : walabi, kangguru, kus kus, dan oposum
2. Warna bulu tampak menarik
contoh : Cendrawasih, kasuari, dan kakatua raja
C. Zona Peralihan (Wilayah Tengah Indonesia)
Zona peralihan merupakan wilayah yang terdapat keanekaragaman hayati berasal dari zona Oriental dan zona Australasia. Zona ini meliputi wilayah tengah Indonesia, yaitu Sulawesi dan Nusa Tenggara. Ciri ciri :
1. Ciri khas berbeda dengan wilayah oriental dan australisia
contoh : Komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo
Misalnya saja teratai dengan kaktus, mereka memiliki ciri khas mereka sendiri, teratai hidup di air, daunnya lebar dan tipis. Sedangkan kaktus berbanding terbalik kaktus hidup di padang pasir yang gersang daunnya pun besar dan tebal. Pasti di sekitar rumah atau lingkungan anda terdapat beberapa jenis tumbuhan. Setiap jenis tumbuhan memiliki ciri ciri tertentu yang membedakannya dengan yang lain.
Sejarah Keanekaragaman Hayati
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar perhan terjadi dan peristiwa kecil telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman hayati. Para Eon Fanerozoikum dalam 540 juta tahun terakhir ditandai pertumbuhan yang cepat dalam keanekaragaman hayati melalui ledakan Kambrium sebuah periode di mana mayoritas filum multiseluler pertama muncul. Sekitar 400 juta tahun ke depan termasuk diulang, kerugian besar keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan massal. Dalam Karbon, kolaps hutan hujan menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;. Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun.
Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang lain karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus. Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman genetik. Dinamakan kepunahan Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama oleh dampak manusia, terutama kerusakan habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara, baik secara positif maupun negatif. PBB pernah ditunjuk 2011-2020 sebagai Dekade PBB tentang Keanekaragaman Hayati.
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan paling tinggi di dunia, bahkan jauh lebih tinggi daripada di Amerika dan di Afrika yang sama-sama beriklim tropis, apalagi jika dibandingkan dengan negara yang beriklim sedang dan dingin. Persebaran keanekaragaman makhluk hidup di Indonesia terletak di antara zona Oriental, zona Australasia, serta zona Peralihan sehingga memiliki keunikan tersendiri.
A. Zona Oriental (Wilayah Barat Indonesia)
Zona oriental meliputi wilayah barat Indonesia, yaitu Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali yang terdapat hutan hujan tropik. Ciri ciri :
1. Mamalia berukuran besar
contoh : Gajah sumatra, Banteng, Harimau jawa, Harimau sumatra, Tapir sumatra, Badak sumatra, Beruang madu, Badak bercula satu.
2. Memiliki banyak jenis hewan primata (kera)
contoh : Orang utan sumatra, orang utan kalimantan, kera, monyet, tarsius, dan kukang
3. Warna bulu kurang menarik tapi kicauannya bagus
contoh : Burung rangkok, jalak bali, murai, dan elang putih.
B. Zona Australiasia (Wilayah Timur Indonesia)
Zona Australasia meliputi wilayah timur Indonesia, yaitu Maluku dan Papua. Pada zona ini terdapat hutan dengan pohon pohon yang rendah dan berada di daerah datar seperti matoa dan Ficus (famili beringin). Ciri ciri :
1. Mamalia berukuran kecil
contoh : walabi, kangguru, kus kus, dan oposum
2. Warna bulu tampak menarik
contoh : Cendrawasih, kasuari, dan kakatua raja
C. Zona Peralihan (Wilayah Tengah Indonesia)
Zona peralihan merupakan wilayah yang terdapat keanekaragaman hayati berasal dari zona Oriental dan zona Australasia. Zona ini meliputi wilayah tengah Indonesia, yaitu Sulawesi dan Nusa Tenggara. Ciri ciri :
1. Ciri khas berbeda dengan wilayah oriental dan australisia
contoh : Komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo
No comments:
Post a Comment