Friday, 8 April 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Pengertian dan Jenis Jenis Bioteknologi. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Pengertian dan Jenis Jenis Bioteknologi

Bioteknologi ialah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup seperti bakteri, fungi, virus, dan lain-lain maupun produk dari makhluk hidup seperti enzim, alkohol, dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi berasal dari dua kata yaitu bio yang artinya hidup dan teknologi. Pada umumnya makhluk hidup yang dimanfaatkan dalam proses bioteknologi berupa mikroorganisme. Kegunaan Bioteknologi bermacam-macam contohnya bahan bakar alternatif, membuat makanan hewan, membuat antibodi, mengolah limbah, membuat bahan bakar baru, membuat roti, dan lain lain.





Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Contohnya di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Ada pula dibidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Berdasarkan tingkat kerumitannya bioteknologi di bagi menjadi dua jenis yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi modern.
 
Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional biasa juga disebut bioteknologi sederhana karena teknologi pembuatannya yang masih cukup sederhana. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan.

Produk makanan hasil penerapan Bioteknologi Konvensional

1.Yoghurt, merupakan hasil fermentasi susu menggunakan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
2. Keju, merupakan produk yang dibuat dari susu yang diasamkan dengan memanfaatkan bakteri asam laktat, misal Lactobacilluscasei dan Streptococcus thrmophillus.
3. Mentega, merupakan produk yang dibuat dari krim susu dengan memanfaatkan bakteri Streptococcus lactis.
4. Tapai, merupakan produk yang dibuat dari ketan atau umbi umbian seperti singkong melalui proses fermentasi dengan memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae.
5. Tempe, merupakan produk yang dibuat dari kedelai dengan bantuan ragi tempe berupa jamur Rhizopus oligosporus, Rhizopus stolonifer, dan Rhizopus oryzae.
6. Nata de coco, merupakan produk yang memiliki tekstur kenyal menyerupai gel dan berwarna putih transparan. Nata de coco dibuat dari air kelapa dengan memanfaatkan bakteri Acetobacter xylinum.

Manfaat Bioteknologi Konvensional

  • Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
  • Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan makanan baru yaitu Nata de coco.
  • Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
  • Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Contohnya tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk bioteknologi.


Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern adalah jenis ilmu bioteknologi yang menggunakan alat alat modern dan bersifat sangat kecil sekali sehingga sulit untuk dilakukan di rumah rumah. BIoteknologi modern memiliki ciri ciri yaitu sudah memanfaatkan teknologi DNA rekombinan. Salah satu contoh dari BIoteknologi modern adalah memanfaatkan Bakteri E.Coli untuk perbanyakan hormon insulin bagi penderita diabetes sehingga kadar gula darahnya dapat dikurangi.




Bonus Tebak Tebakan :

Kuda kuda apa yang bikin capek ? 
Kudaki gunung sambil jongkok




Monday, 4 April 2016

Kali ini kita akan membahas tentang 7 Metode Pemisahan Campuran Beserta Contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

7 Metode Pemisahan Campuran Beserta Contohnya

1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas).

Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap. Contohnya air yang bercampur pasir

2. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali).



Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

3. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod. Contohnya Kapur Barus dengan kotorannya (pasir).



4. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum. Contohnya pembuatan alkohol dan pembuatan minyak kenya.

5. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

6. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.


Bonus Tebak Tebakan :

Cari susah susah, sekali dapat langsung dibuang ?
Upil




Sunday, 3 April 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Lima Fungsi pada Jaringan Epidermis di Tumbuhan. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Lima Fungsi pada Jaringan Epidermis di Tumbuhan

1. Sebagai Pelindung Semua Organ Tumbuhan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, fungsi jaringan epidermis yang paling utama adalah sebagai jaringan pelindung semua organ tumbuhan, mulai dari batang, daun, akar, atau buah dari segala kondisi dan pengaruh lingkungan luar. Sel-sel yang tersusun dengan deretan yang rapi pada jaringan epidermis memungkinkan organ bagian dalam tubuh tumbuhan terlindungi dari perubahan suhu udara, kelembaban, infeksi patogen secara langsung, dan sebagainya. Oleh karena itu, jaringan epidermis umumnya memiliki ciri teksturnya lebih keras dibandingkan jaringan lainnya, dilengkapi sel kipas, bulu akar, dan spina (duri).

2. Membatasi Penguapan pada Tumbuhan
Fungsi jaringan epidermis selanjutnya adalah sebagai jaringan pengatur proses transpirasi atau penguapan air dari tumbuhan. Fungsi ini dilakukan oleh stomata yang menjadi salah satu bagian dari jaringan epidermis selain trikomata. Saat suhu udara tinggi, stomata pada jaringan epidermis akan menutup dengan rapat agar laju transpirasi tanaman dapat dibatasi, sedangkan saat suhu udara rendah, stomata akan membuka dengan sangat lebar agar sebagian air dapat terbuang ke udara dan tidak membeku di dalam jaringan tumbuhan. Kadangkali stomata juga menjadi jalan sekresi air dari dalam tumbuhan melalui proses gutasi.

3. Penyimpanan Cadangan Air
Sel-sel pada jaringan epidermis memiliki protoplasma yang pipih dan besar. Hal ini menjadikan ia sebagai salah satu tempat penyimpanan cadangan air bagi tumbuhan. saat musim kemarau tiba dan kadar air tanah sudah tidak mencukupi, air-air yang tersimpan di dalam protoplasma jaringan epidermis akan diambil dan diangkut ke daun untuk diproses melalui fotosintesis.




4. Penyerapan Zat Air Dan Unsur Hara
Jaringan epidermis yang terletak di akar juga berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Fungsi jaringan epidermis yang satu ini dilakukan terutama oleh trikomata yang termodifikasi menjadi bulu akar.

5. Difusi Oksigen dan Karbondioksida
Fungsi jaringan epidermis yang terakhir adalah sebagai tempat proses difusi oksigen dan karbondioksida saat tumbuhan melakukan respirasi dan sekresi hasil fotosintesis. Fungsi ini umumnya hanya terjadi pada daun dengan stomata sebagai organ pelaksananya. Dewasa ini, stomata pada daun yang dapat melakukan difusi sering dimanfaatkan petani untuk mengaplikasikan pupuk daun pada tanaman mereka. Unsur hara yang diberikan melalui daun akan terserap sempurna melalui difusi yang dilakukan oleh stomata ini.

Bonus Tebak Tebakan :

Kalau dipukul yang mukul malah kesakitan?
Nyamuk yang lagi nempel di hidung!